Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Jumat, 17 Agustus 2012

Bangkit

Sebuah klip trailer dari film planetarium berjudul Coral Rekindling Venus:




Bangkitlah untuk samudera
Bangkitlah untuk lautan
Bangkitlah untuk koral
Bangkilah dalam kemanusiaan

Jantung dunia kini Anda genggam
Bangkitlah, biarkan diriku merasa hidup
Saat air mengalir jatuh dengan sunyi
Ibu-ku mulai menangis
Menangisi anaknya
Membayangkan apa yang digenggam si anak

Bangkitlah untuk koral
Bangkitlah untuk lautan
Bangkitlah saat masih ada yang bisa kita dikorbankan
Bangkitlah saat kita masih miliki kesempatan untuk memilih

============================================

Rise for the ocean
Rise for the sea
Rise for the coral
Rise in humanity

You hold the heart of this world
Rise, let me feel alive
When the waters fall silent
My mother started to cry
Crying for her children
Wonders that she held in her arms

Rise for the coral
Rise for the sea
Rise while there's still something left to lose
Rise while we still have a chance to choose

Lirik dari "Rise" oleh Antony and the Johnsons, soundtrack untuk film planetarium berjudul Coral Rekindling Venus

Situs: www.coralrekindlingvenus.com

Rabu, 15 Februari 2012

Solusi 10 - Kesejahteraan sumber daya alam dan manusia secara tidak terpisah


Konservasi sumber daya alam laut adalah hasil rajutan benang-benang kecil pemberian individu, masyarakat dan institusi sosial sebagai respons kebutuhan suatu kawasan alam - seperti contohnya, membatasi akses manusia untuk luasan terumbu karang yang terancam, mempertahankan keberadaan mangrove dari alih fungsi, atau mengatur pola penangkapan spesies ikan yang populasinya terancam habis.

Namun, sementara kita dan masyarakat 'merajut' konservasi di tingkat lokal, perlu disadari bahwa kita memasuki era dimana ekosistem pesisir dan laut mendapat pengaruh multi-ancaman yang datang dan berinteraksi di skala global. 2/3 dari Indonesia adalah lautan, namun apakah 2/3 lebih rakyat saat ini punya andil kuat dalam konservasi sumber daya laut?

Professor Terry Hughes, Direktur Australian Research Council Centre of Excellence for Coral Reef Studies, di James Cook University, Townsville, Australia kemukakan bahwa, jika kita ambil contoh satu ekosistem laut seperti terumbu karang misalnya, maka krisis lingkungan yang kita hadapi saat ini pada akhirnya disebabkan oleh krisis governance (krisis kepemerintahan / krisis penguasaan).

"Banyak usaha (penyelamatan lingkungan) sudah dilakukan namun gagal, bukan disebabkan lemahnya pengetahuan sains, namun sebab lemahnya dukungan dari masyarakat lokal dan pemerintah" menurutnya.

Baik di negara-negara dunia, termasuk Indonesia, banyak kawasan ditetapkan sebagai 'cagar alam', namun kebanyakan perlindungan dan pelestarian tidak berjalan sukses sebab kebutuhan masyarakat lokal dikesampingkan dan gagal menggaet dukungan penuh masyarakat dalam konservasi.

Kita kita tengok keluar dari terumbu karang, ke 'ladang' besar perairan Indonesia yang seluruhnya terus dipanen ikannya dan biota lainnya, maka salah satu akar permasalahan ekploitasi serta penghabisan sumber daya adalah minim-nya kesejahteraan masyarakan pesisir dan kelompok nelayan.

Jika kita tengok individu yang saat ini kita 'cap' sebagai aktor perusak utama, maka banyak pemicu utamanya adalah kemiskinan yang bawa keputus-asaan untuk penghidupan. Toh, jika memang terkadang landasan penyebabnya murni ketidak-pedulian atau keserakahan, itupun terkadang refleksi dari individu yang tumbuh dengan keterbatasan pendidikan dan pembinaan sebab imbas miskin / tidak sejahtera. Tidak jarang juga mereka menjadi kepanjangan tangan pihak yang serakah, menjadi berketergantungan sebab pihak tersebut bisa redam keputuasaan pengihdupan mereka.

Demikian jika kita tengok sisi governance, dimana Pemerintah Republik Indonesia punya kekuatan besar untuk arahkan dan lakukan perubahan secara tegas di masyarakat, maka saat ini kita memiliki pemerintah yang masih lemah untuk menjadi wasit yang mengatur pemanfaatan dan perlindungan dan pelestarian sumber daya alam laut kita.

Mengapa lemah? Sebab Pemerintah Indonesia saat ini masih menjalankan negara yang berkemampuan kuat mengeksploitasi alam, namun timbal baliknya tidak sebanding dalam mensejahterakan masyarakat yang bersinggungan langsung dengan ekosistem - seperti nelayan dan masyarakat pesisir. Bahkan eksploitasi tidak terkendali dimana usaha preservasi / pelestarian jauh lebih rendah bahkan nihil.

Dikutip dalam Suara Merdeka, 6 Februari 2012:

"Dari sekitar 30 juta penduduk miskin di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2011, lebih dari sepertiganya adalah nelayan. Kondisi ini kontras dengan 2/3 luas wilayah yang terdiri dari lautan. Mestinya lebih sejahtera."

"Data dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menyebutkan, sedikitnya 14,58 juta atau sekitar 90 persen dari 16,2 juta jumlah nelayan pada tahun 2008 masih berada di bawah garis kemiskinan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ada 2,7 juta nelayan Indonesia, 80 persen adalah nelayan kecil. Dari jumlah itu, lebih dari 95 persen adalah nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap sederhana dan modal produksi terbatas. Penghasilannya memperihatinkan juga."

"KKP juga mencatat kenaikan nilai produksi dari tahun ke tahun. Dalam perspektif dagang, kenaikan nilai produksi ini mestinya berimbas pada pemerataan kesejahteraan nelayan. Apalagi, 75 persen kebutuhan protein nasional disediakan oleh nelayan tradisional."

"Ironis, melihat situasi perikanan nasional saat ini, peran pemerintah justru dipinggirkan oleh korporasi multinasional. Hal ini ditandai dengan beberapa indikasi. Pertama, data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa selama triwulan I/2011, total investasi di sektor perikanan mencapai 1,2 juta dolar AS dan seluruhnya merupakan investasi asing."

"Kedua, data BPS 2011 menunjukkan nilai impor ikan dan produk perikanan terus naik. Namun pemerintah justru berperan aktif melemahkan daya saing nelayan dengan mengabaikan amanah Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan."

"Pasal 48 ayat (2), misalnya, dinyatakan bahwa pungutan perikanan tidak dikenakan bagi nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil. Namun ada beberapa daerah yang mengabaikannya. Misalnya di Kendal diberlakukan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Retribusi TPI di Kabupaten Kendal."

"Senada dengan itu, Pasal 25B ayat (2) juga mewajibkan kepada pemerintah untuk mengutamakan kepentingan produksi dan pasokan di dalam negeri demi kebutuhan konsumsi nasional sebelum dipasarkan ke luar negeri. Ironisnya, ekspor digenjot, tetapi di saat bersamaan produk perikanan impor juga membanjiri pasar dalam negeri dengan harga lebih murah. Dalihnya era perdagangan bebas."

2/3 lautan kita miliki, namun Indonesia meng-impor ikan. Jelas ada yang salah dalam governance Indonesia.

Namun, kita punya kekuatan untuk merubah sistem pemerintahan. Jika toh belum bisa, sebagai rakyat, pastikan segala tindak-tanduk kita memanfaatkan lingkungan dan sumber daya pesisir dan laut benar-benar berkontribusi dalam pelestarian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pastikan juga dampak positif tersebut terjadi secara bersamaan, tidak terpisah. Sebab terkadang usaha kita tingkatkan kesejahteraan masyarakat justru andil memperparah degradasi lingkungan - atau sebaliknya. Konservasi perlu cermat sosial, tidak hanya cermat biologis atau ekologis saja.

Pastikan juga, pilihlah selalu pemimpin-pemimpin di masyarkat hingga di kursi Pemerintahan yang memang punya kapasitas yang misi realistis untuk melestarikan lingungan dan secara bersamaan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bersinggungan langsung dengan sumber daya alam tersebut. Berdampinganlah selalu dengan peneliti lingkungan, praktisi konservasi, dan praktisi hak asazi  / kesejahteraan masyarakat - untuk bahu-membahu memastikan pemimpin dan sistem pemerintahan kita mewujudkan kapasitas dan misi tersebut.

Terpentingnya, sebagai wujud Nasionalisme kita, pastikan juga kita mau keluar dari zona kenyamanan kita untuk jadi bagian rakyat yang andil lestarikan pesisir dan laut. Menyuarakan perubahan tidak mudah dan dimulai hati hingga tindakan.

Sabtu, 02 Juli 2011

Persepsi masyarakat pesisir: Manakah yang benar dan salah?

(Foto: Helen Brunt / Mongabay.com)
Dwi Ariyogagautama


Banyak pengalaman yang didapat dari bapak-bapak nelayan dan ibu-ibu papalele (pembakul), ada beberapa hal yang positif dan banyak juga yang negatif, kurang pemahaman dan persepsi yang mendarah daging dari leluhur, perlu diluruskan. Teori ilmiah dan konseptual yang tertuang dalam regulasi dan management perikanan, sebaiknya menyerap kearifan lokal yang benar-benar arif, bukan yang benar-benar naif ^^!.

Berikut beberapa petik hal yang pernah gue temuin di desa-desa pesisir, menurut anda manakah yang benar?


Nelayan

Pemikiran logis ajah
Paus mulai terlihat di daerah rumpon merupakah indikasi datangnya musim tuna
Umumnya yang dijumpai adalah jenis Pgymy Pilot Whale, paus ini lebih mendekat kedaratan ketika musim barat yang tentunya gelombang besar. Begitu juga tuna, lumba-lumba yang mengejar ikan lebih kecil yang sedang mencari perlindungan ke daerah yang lebih tenang.

Tuna kecil (baby tuna) umpan yang paling baik untuk menangkap tuna ukuran besar (umumnya diatas 30kg)
Ukuran baby tuna sesuai dengan besaran mulut tuna dewasa, terlebih lagi Baby tuna memiliki jelajah selam lebih dalam dan ketahanan hidup lebih lama dibandingkan tongkol dan cakalang ketika dijadikan umpan hidup. Namun tidak konservatif, jika menggunakan ikan yang masih belum pernah bereproduksi itu, ada cara lain yaitu dengan mengatur kedalaman umpan yang digunakan untuk menangkap tuna yang lebih besar, karena tuna dewasa mampu berenang dikedalaman 100-200m (Yellowfin dan Big eye tuna).

Menangkap lumba-lumba, sama saja mengurangi rejeki
Nelayan suku Bajo, sangat mengandalkan lumba-lumba sebagai indikator dalam menangkap tuna. Salah satu cara menangkap tuna yaitu dengan menggunakan layangan disekitar lumba-lumba. Lumba-lumba diperairan Laut Flores dan Laut Sawu saling bekerjasama dalam pengejarannya menangkap ikan pelagis kecil.  Lumba-lumba yang sering ditemui berasosiasi dengan tuna yaitu Bottlenose dan spiner dolphin.

Banyak kapal dan sarana penangkapan (rumpon),maka semakin banyak pula hasil tangkapannya
Pemikiran yang teramat individualis, that’s why our resource more and more decline. Laju reproduksi ikan tidak secepat peternakan ayam, semakin banyak sarana penangkapan, justru akan membagi rejeki nelayan lebih sedikit atau sebagian nelayan yang bermodal saja yang mendapat banyak hasil, nelayan kecil hanya gigit jari. Pengelolaan dan pemanfaatan secara berkelompok akan mengurangi konflik sosial seperti diatas.

Menghitung berat tuna dengan mengukur panjang sirip anal dan dorsal
Kayanya perlu dikaji lagi deh, walaupun menurut mereka hanya selisih 1-5kg di timbangan sebenarnya. Ini masukan yang baik untuk para peneliti diluar sana. Termasyuk sayah yang pemalas ini ^^!

Bagi suku Bajo, dilarang keras membuang hasil potongan tuna seperti isi perut, insang dan kepala dilaut. Diyakini ikan tuna tidak akan mau datang ketempat tersebut dalam jangka waktu lama
Mirip kaya cerita orang tua, jangan memotong ayam atau burung didepan ayam lainnya..ntar pada sakit karena sock.

Menurut gue sih, ga ada pengaruhnya dikarenakan kemungkinan besar langsung disantap ikan atau biota lainnya sebelum sampai didasar. Lah wong tuna dewasa aja makan baby tuna. Dipastikan mereka tidak merasa bersalah memakan teman sendiri.
Tapi biarlah pemahaman ini dipelihara, setidaknya laut kita jadi bersih toh, walaupun itu sampah organik.

Banyak tertangkapnya tongkol di rumpon, merupakan indikasi terdapat tuna berukuran besar dibawah rumpon
Rumpon yang dimaksud adalah rumpon laut dalam. Alat bantu penangkapan ikan ini, menciptakan ekosistem sendiri ditengah laut, dengan menggunakan daun kelapa, menciptakan gudang makanan bagi ikan herbivore dengan menempelnya alga di permukaan daun kelapa dan tali jangkar. Kemudian dilanjutkan dengan level rantai makanan yang lebih tinggi yaitu carnivora pertama, kedua dan seterusnya hingga top predatornya jatuh kepada ikan marlin, tuna dan hiu.

Tongkol ini bisa menjadi carnivora setingkat dibawah Cakalang dan juga 1 atau 2 tingkat dibawah tuna. Jadi tidak heran ketika musim tongkol datang, cakalang dan tuna sering bermain dipermukaan.

Melakukan pemotasan ikan didaerah berarus tidak berdampak terhadap terumbu karang
Ini pernyataan super duper excuse sekalih (lafal lebay). Dikit atau banyak dosis potasium sianida yang terpapar di terumbu karang, tetap mematikan secara sistemik.
Melemahkan karang, mengurangi tingkat resiliencenya dan mengusir zooxanthela dari kediamannya di polip karang.
Membutakan mata ikan dan melumpuhkan saraf biota lain yang terpapar secara sementara (pada dosis tertentu menjadi permanen).

Bagi nelayan bulan gelap merupakan puncak penangkapan ikan karang terbanyak, seperti kerapu, kakap dan petambak
Pada ikan karang pada saat fase bulan penuh (purnama & gelap) beberapa jenis ikan (Kerapu, kakap, Petambak) melakukan spawning. biasanya ikan melakukan spawaning di tempat-tempat yang mempunyai arus yang kuat. kenapa? hal ini dilakukan untuk menjamin keberhasilan proses regenerasi dari ikan tersebut.
nah berkaitan dengan hal tersebut ikan akan melakukan migrasi ke tempat pemijahannya tersebut (walaupun jarak yg ditempuh bermil2), kemudian pada saat terjadi fase bulan penuh (purnama & gelap), gaya gravitasi bulan terhadap bumi berada titik terbesar. pengaruhnya terhadap permukaan air laut adalah terjadi pasang tertinggi. (kondisi ini juga berlaku bagi penyu yang akan melakukan nesting (bertelur). gampangnya, air pasang tetinggi sangat membantu pergerakan penyu menuju ke daratan ketika akan bertelur). nah pada saat itulah biasanya kita mendapati kondisi arus air laut yang sangat kuat (terutama pada saat terjadi slact time = pergantian dari pasang ke surut ato sebaliknya). pada saat itulah ikan-ikan kerapu melakukan proses spawning. jumlah kumpulan ikan di tempat pemijahan akan semakin bertambah dan terus bertambah ketikan mendekati musim pemijahan. musim pemijahan bisa berlangsung singkat dan bisa juga berlangsung lama (Saryadi, 2011).

Namun pada ikan-ikan pelagis, sumber cahaya merupakan salh satu faktor ikan-ikan tersebut berkumpul. Jika pada bulan purnama cahaya tersebar merata diperairan sehingga ikan pun tidak terpusat disatu tempat. Nah tingkah laku ini lah yang jadi dasar nelayan menggunakan alat bantu lampu atau petromak dilaut, karena ketika bulan gelap, maka cahaya sedikit saja terlihat di permukaan air maka ikan, cumi dan biota lainnya akan terkumpul dicahaya tersebut.

Ketika Paus mulai terlihat menyebrangi perairan laut Flores, merupakan awal bagi petani membuka ladang pertanian.
Musim migrasi paus dari Laut Flores ke Laut Sawu yang melewati selat antara Kabupaten Lembata dan Flores Timur, berlangsung beberapa bulan sebelum musim hujan, umumnya bulan agustus-oktober.
Hal ini lah yang menjadi patokan tetua jaman dulu, dalam menghitung musim hujan dengan gejala alam sekitarnya.
Migrasi paus dari utara ke selatan, merupakan awal yang baik untuk menanam jagung, dan kebun lainnya yang membutuhkan banyak air hujan.

Hiu Bodoh (Whale Shark) senang sekali bermain di rumpon
Mereka tuh jenis hiu yang jinak, dan punya tingkah laku mendekati benda-benda yang terapung dilaut, jangankan rumpon, kapal besar aja suka ditebengi oleh mereka. Oleh karena itu banyak kasus hiu bodoh terkena baling-baling kapal.

Bagi orang Bajo, memakan ikan marlin yang tertangkap oleh mereka itu pamali
Mpe sekarang gue blun dapet jawabannya. Pesan moralnya apa ya bagi leluhur mereka ^^?

Buaya bakau tidak akan menyerang nelayan, jika tidak memiliki salah atau mempunyai niat buruk ketika nelayan berenang didaerah bakau
Berarti yang kena gi apes aja ya !^^.
I have no idea about this one. Tulung dibantu ya



Pemboman ikan didaerah laut lepas tidak membahayakan habitat ikan, tidak seperti membom didaerah terumbu karang
Memang secara kasat mata tidak terlihat pak! Tapi dentumannya itu menggagalkan keberhasilan telur-telur ikan dan biota lain yang terapung-apung, membuat jantungan biota disekitarnya hingga tiwas, menggangu pendengaran mamalia yang super sensitif seperti lumba-lumba dan paus, sampai banyaknya hasil sampingan atau bycatch yang terbuang teggelam cuma-cuma dikarenakan turut mati masal karena dampak bom ini.

Di NTT Ayam berkokok sebagai indikator perubahan pasang surut (pasut)
Selain si ayam bereaksi terhadap transisi gelap ke terang pas pagi hari, tapi yang satu ini bener-bener nyata bin ajaib.. Ternyata ini kemampuan adaptasi ayam yang belum pernah terdata dijurnal-jurnal ilmiah manapun (statement asal hee.hee)..
Lemayan nih digunakan buat praktikum pasut

Air mata duyung digunakan untuk ramuan pelet
Seperti halnya penyu, mata mereka mempunyai kelenjar air mata yang berguna untuk mengatur kadar garam sehingga tidak mengalami dehidrasi. Kelebihan garam tersebut dikeluarkan melalui air mata.
Jadi air mata mereka bukan dipengaruhi oleh faktor emosi loh, seperti pepatah buaya juga bisa nangis loh  hee.hee

Kapal-kapal taiwan sering melakukan penangkapan ilegal diperairan Laut Flores
Membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi mengenai kapal-kapal jenis ini diwilayah timur negara kita ini.
Setelah dicermati kemungkinan terbesar adalah kapal tersebut merupakan kapal penangkapan tuna (umumnya dengan longline) dari Bali dengan kaptennya yang asal atau berbahasa taiwan, Cina atau bangsa-bangsa lainnya lah, namun berbendera Indonesia.

Tidak menutup kemungkinan adanya ilegal fishing dari negara lain. Tapi jika gue kapten kapalnya, cukup nyolong diperairan utara Maluku aja udah dapet semuanya. Sangat beresiko dan ngabisin waktu dan biaya aja kalo sampai perairan NTT. Tapi entah lah di Laut Banda hingga Laut Arafuru juga kerap kecolongan..sedihnya L

Hari Jum’at merupakan pantangan nelayan untuk turun melaut
Yupp.mayoritas masyarakat pesisir khususnya nelayan, didominasi oleh umat Muslim. Penyebaran agama Islam jaman dulu kan paling efektif lewat laut. Ditambah lagi kehebatan nelayan asal Sulawesi yang mampu mengarungi lautan Nusantara, turut memperluas ajaran Islam didaerah pesisir.

Dengan melihat lingkaran besar yang melingkari (corona) bulan saatnya penyu naik kedaerah pantai
Si penyu kemungkinan mo bertelur nih. Werewolf aja butuh bulan purnama buat berubah, apalagi penyu. Mereka butuh rembulan yang terang ini untuk naik ke pantai.
Kenapa kalo ada corona kemungkinan bertelurnya besar, sejujurnya gue ga tau bro..maap. masih butuh belajar soal yang satu ini.

Serasah lamun yang terapung oleh jalur arus, sering dijumpai adanya tukik
Sama seperti halnya pantai yang penuh dengan pecahan karang, menunjukan daerah disekitarnya terdapat terumbu karang. Serasah lamun menunjukan didaerah pesisir terdekat banyak terdapat padang lamun. Apalagi beberapa jenis lamun tersebut merupakan makanan dari penyu.

Tukik yang memiliki kemampuan menyelam masih terbatas, membutuhkan benda terapung yang dapat melindunginya dari serangan predator seperti burung laut, dan bersembunyi dari ikan besar. Nah potongan daun lamun yang terapung-apung dari daerah padang lamun ini, sarana yang pas deh untuk ditebengi oleh tukik.
Itu saja dulu dari gue, kalo ada salah-salah persepsi dan jawaban gue, mohon ditanggepi ya..karena ada beberapa pernyataan nelayan yang sama sekali diluar pengetahuan gue untuk bisa menjawabnya. jadi bisa gue luruskan dengan baik dan benar ketika ketemu nelayan-nelayan disini.