Di bawah laut, terumbu karang yang sehat menyimpan pesona kelimpahan warna yang luar biasa menyejukkan mata. Namun, dalam kegelapan, biota-biota di terumbu karang, baik koral, ikan dan organisme lainnya juga menyimpan keindahan dari sifat fluoresensi mereka.
Fluoresensi terjadi saat sebuah benda menyerap satu gelombang cahaya dan memendarkan kembali panjang gelombang cahaya baru. Vidio berikut menayangkan bagaimana ketika cahaya UV (ultraviolet) diberikan pada biota laut - yang tidak tampak mata manusia - mereka melepas warna yang bisa ditangkap mata kita.
Selama ini gelombang UV tidak berperan besar dalam proses pertumbuhan karang / koral. Justru gelombang warna yang tampak-mata manusia (mejikuhibiniu), berperan dalam fotosintesis alga bersel-satu yang tinggal dalam kerangka karang. Prosesnya tidak jauh beda dengan fotosintesis daun.
Alga yang bersimbiosis pada koral memiliki pigmen, sehingga memberi warna pada karang. Sebagai timbal balik jasa tempat tinggal dari koral, alga tersebut juga menghasilkan zat organik yang dimanfaatkan polip karang untuk tumbuh, dalam hal ini membangun jaringan kerangka kapur.
Dalam pertumbuhannya, selapis-demi selapis kerangka berkapur dihasilkan mulai kecil dalam ukuran milimeter hingga besar mencapai struktur besar beraneka rupa dengan luasan meter hingga kilometer persegi. Proses berlangsung lama sekali. Hanya untuk bebrapa milimeter atau sentimeter pertambahan kerangka, diperlukan hitungan tahun. Namun kadan dalam hitungan menit atau detik, mereka rusak sebab diinjak wisatawan, terhantam jangkar kapal, atau badai.
Lihat menit ke 2:00 untuk pertumbuhan karang dalam animasi cepat.
Meskipun demikian, koral menyerap gelombang UV justru sebab fungsi mereka sebagai 'tabir surya' bawah air. Coral dan biota laut lainnya - yang ber-fluoresens jika dipapar sinar UV - diduga berperan meredam gelombang UV yang bisa merusak jaringan biologis makhluk bawah laut. Analoginya kurang lebih serupa dengan penggunaan krim tabir surya agar kulit kita tidak terbakar dan kanker kulit.
Semua keindahan di laut ada fungsinya. Cukup dinikmati sebatas di mata. Penyelaman malam berikutnya, pastikan senter UV kita bawa.
Referensi:
Reef R, Kaniewska P, Hoegh-Guldberg O (2009) Coral Skeletons Defend against Ultraviolet Radiation. PLoS ONE 4(11): e7995
Tidak ada komentar:
Posting Komentar