Jejak penyu di pantai seusai bertelur di malam hari.
Bengkulu (ANTARA News) - Habitat penyu langka di Desa Air Hitam, Kecamatan Pondok Suguh, Kabupaten Mukomuko terancam digerus abrasi pantai akibat kawasan cagar Alam sekitar itu rusak.
"Hutan cagar alam di wilayah itu luas seluruhnya 85 hektare sudah dirambah warga mencapai 50 hektare dan dijadikan kebun kelapa sawit," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Andi Basrah didampingi Kabau TU Supartono, Minggu.
Sisa 35 hektare itu sekarang masih digerogoti perambah di beberapa desa antara lain warga Desa Air Hitam dan Sinar Laut setempat.
Kawasan hutan cagar alam seluas 85 Hektare itu kembali akan dihijaukan karena ancaman abrasi pantai terus mengerus itu, sehingga akan mengganggu habitat dan budidaya penyu langka setempat.
Upaya menghijaukan kembali kawasan itu BKSDA sudah menurunkan tim terpadu untuk menebangi ribuan pohon kelapa sawit perambah dalam kawasan cagar alam tersebut.
Tim sudah diturunkan mulai, Sabtu (21/8) sampai saat ini sudah berhasil menebang sekitar 400 batang kelapa sawit disepanjang tapal batas dengan lahan warga setempat.
Penebangan pohon kelapa sawit tersebut disaksikan warga, kelapa desa, camat dan Asisten I Setwilda Kabupaten Mukomuko.
Tahap pertama ini dilakukan penebangan tiga jalur pada batas, berikutnya akan dilanjutkan setelah bulan puasa, namun sebelumnya penebangan tahap kedua seluruh perambah dalam kawasan itu akan diperiksa di Polda Bengkulu.
"Nanti akan diberikan solusinya apakah perambah bersedia menanam pohon pelindung sekaligus memeliharanya sampai besar, atau mau diproses hukum dan penebangan dilanjutkan tim terpadu," kata Andi.
Tim terpadu sebanyak 150 orang dari petugas Polisi kehutanan, anggota Polda Bengkulu dan TNI itu, melibatkan 40 pasang operator gergaji mesin (chainsaw).
"Kami tidak akan berikan kesempatan bagi perambah untuk memelihar tanaman kelapa sawit tersebutm apalagi mau membuka lahan baru,"katanya.
BKSDA Bengkulu juga menertibkan ribuan perambah dalam kawasan lahan konservasi seluas 45 ribu hektare yang saat ini sudah 75 persen rusak.
Razia berikutnya akan melibatkan tenaga gajah untuk mencabut tanaman perambah dan merobohkan pondok mereka, "bila perlu pondok-pondok itu dibakar seperti dilakukan dalam kawasan taman wisata alam Bukit Kaba Rejang lebong belum lama ini," katanya.
(ANT/A038)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar