Jumat, 20 Agustus 2010

'Benua' sampah plastik di Samudera Atlantik Utara.

(Gambar: www.inl.co.nz)

Hamparan luas sampah plastik untuk pertama kalinya ditemukan di Samudera Atlantik utara. Kawasan sampah ini lebh besar lagi dibanding 'benua sampah' yang sudah ada di Samudera Pasifik. Satu lagi keadaan darurat yang Kita berikan bagi satwa Laut dunia.

Sampah plastik yang di temukan di sekitar timur Atlantik hingga kawasan bermuda, terdiri dari serpihan yang hanya beberapa milimeter saja ukurannya. Namun, konsentrasi sampah yang luar biasa tingginya lebih dari mencemaskan bagi kehidupan Laut disana.

Dengan jaring bermata halus ditarik kapal peneliti, ilmuwan mengumpukan lebih dari 64.000 buah plastik dari 6.100 lokasi di laut dari survey yang berlangsung 22 tahun. Konsentrasi tertinggi terletak di 32 derajat lintang utara, namun membentang 500 mil arah utara dan selatan.

Kawasan 'sup plastik' di Samudera Atlantik
(Gambar: www.independent.co.uk)

Kara Lavender Law dare the Sea Education Association di Woods Hole, Massachusetts, AS, berkata bahwa besarnya 'bercak sampah' di Atlantik hampir sama dengan yang di Pasifik, dan sirkulasi arus Gyre Pasifik Utara menjebak sampah di areal besar utara khatulistiwa.

"Samudera Pasifik juga dapat perhatian lebih besar akan akumulasi plastiknya, namun kita tidak begitu banyak tahu juga akan Pasifik sehingga sulit untuk membandingkannya dengan Atlantik dalam ukuran 'bercak sampah", ujar Dr Lavender Law. "Namun untuk konsentrasi sampah, kedua lokasi tersebut sepadan tingginya".

"Untuk pertama kalinya kami bisa melihat batasan utara-selatan di kawasan penumpukan plastik ini. Kami juga menampilkan kumpulan data yang paling besar tentang sampah plastik laut di kawasan Samudera." dia menambahkan. Jaring pengumpul sampah yang digunakan memiliki mata jaring 0.3mm, jadi sampah yang didata berukuran lebih besar dari in. "Kebanyakan serpihan terkumpul lebih kecil dari ukuran penghapus di ujung pinsil anda. Dan sampah ini adalah fragmen / serpihan dari bagian benda yang lebih besar, dan asalnya juga kita tidak tahu."

Kebanyakan plastik adalah polyethylene atau polypropylene, yang lebih ringan berat jenisnya dibanding air laut, sehingga terapung dekat dengan permukaan air. Namun, jenis plastik lain yang lebih beray mungkin juga telah tenggelam ke dasar dan tidak dijumpai.

Lokasi sampling plastik antara tahun 1991-1995 dan 2004-2007
(Gambar: Morét-Ferguson, S, et al. 2010) 

Penelitian ini menemukan bahwa konsentrasi partikel plastik yang tertangkap di jaring cenderung konstan, sejak dimulainya survei di tahun 1986 - namun bukan berarti masalah sampah di samudera ini terkelola. "Tampaknya memang konstan, namun kita juga tidak tahu apakah ini semakin buruk. Sebab, kita hanya mengukur partikel plastik lebih besar dari sepertiga milimeter, dan yang di permukaan saja."

"Alasan yang mendukung adalah, 'larutan' plastik halus yang melewati jaring tidak terkumpulkan oleh kami. Dan plastik halus ini masih bisa terkonsentrasi secara luas di lautan."


"Satu alasan lain adalah, pada serpihan/ bongkahan plastik, pertumbuhan biologis mungkin terjadi dan melingkup plastik sehingga plastik berat dan tenggelam atau berada di bawah permukaan, sehingga tidak terdata kami."

Serpihan kecil plastik membawa ancaman lebih besar bagi satwa laut, dibanding bongkahan besar yang juga bisa menjerat satwa seperti penyu dan burung laut. Kita tahu bahwa serpihan halus plastik bukan makanan hewan laut, dan apay yang terjadi bagi mereka yang menyantapnya - yang juga kita santap kemudian - jelas diluar kemampuan alami mereka.

Referensi
Morét-Ferguson, S, Law, K, Proskurowski, G, Murphy, E, Peacock, E & Reddy, C 2010, 'The size, mass, and composition of plastic debris in the western North Atlantic Ocean', Marine Pollution Bulletin.

Sampah plastik di permukaan laut.
(Foto: www.ficsu.org)

Penyu dan plastik.


Kawasan 'sup plastik' di Samudera Pasifik.


Tidak ada komentar: