Kamis, 01 Juli 2010

Damselfish, si tukang kebun, bertugas memangkas dan memanen alga di karang.

Semakin dalam penelitian manusia saat ini dalam biologi ikan karang. Salah satu spesies ikan Damselfish, Stegates nigircans, ternyata secara selektif 'memangkas' alga tertentu di karang, dan membiarkan jenis alga merah Polysiphonia untuk tumbuh. Alga kegemaran damselfish initernyata, alga halus tipis yang sering kita jumpai melapisi karang yang baru mati (Recently Dead Coral) atau yang sudah tak berbentuk (Rock). 


 
Stegates nigircans
Stegates nigircans
Stegates nigircans
Stegates nigircans dalam teritorial 'kebun'-nya.

Begini ceritanya, Hiroki Hata dari Universitas Ehime, Jepang, bersama tim peneliti secara khusus menginvestigasi prilaki Damselfish sebagai 'tukang kebun'. Mereka mensurvei 320 teritorial dari 18 jenis Damselfish. Mereka juga menengok hingga alga jenis apa yang berasosiasi dengan mereka. Tidak tanggung-tanggung, pengamatan dilakukan di Mesir, Kenya, Mauritius, Maladewa, Thailand, Borneo, Kepulauan Okinawa dan the Gerat Barrier Reef. 

Menarik sekali bahwa Damselfish ternyata tidak memilik organ untuk mencerna serat selulosa, dan minim akan ensim pencernaan untuk mencerna berbagai jenis alga.Alga kegemaran mereka, alga merah Polysiphonia, tidak begitu bisa bersaing dengan jenis alga lain yang tidak bisa dimakan Damselfish, dan ternyata Damselfish membiarkan mereka Polysiphonia dengan memakan alga-alga lain itu. Luar biasa, ikan Damselfish 'berkebun' !. Dan ketika Poly siphonia sudah cukup lebat, mereka 'panen'. 

Kegiatan 'berkebun' ini sebuah temuan baru keterkaitan mutualistik antara alga Polysiphonia dan jenis Damselfish tertentu, dan menjadi salah satu hal baru tentang hubungan ikan dan alga di habitat air. Menariknya lagi, interaksi alga laut dan Damselfish yang herbivori (pemakan tumbuhan) lebih sering terjadi di Indo Pasifik. 

Dalam kunjungan terumbu berikutnya, menetaplah sejenak ketika jumpa Damselfish. Lihat perilaku mereka memakan alga, jika ada alga lapisan tipis alga yang tidak dimakan, kemungkinan itu Polysiphonia. Ternyata hingga 'beludru' halus alga yang melapisi batuan, karang mati, semua punya peranan. Kelompok Polysiphonia sendiri terdiri lebih dari 100 spesies, dan untuk membedakannya diperlukan mikroskop. Luar biasa kerja para peneliti itu tentunya. 
Referensi 

Hiroki Hata, Katsutoshi Watanabe and Makoto Kato. Geographic variation in the damselfish-red alga cultivation mutualism in the Indo-West Pacific. BMC Evolutionary Biology, 2010

Tidak ada komentar: